Hari ahad tengah hari yang tidak
begitu panas, Maz Blangkon & Kampret sengaja mengunjungi satu lokasi wisata
di tengah kota Jogja, yakni XT-SQUARE. Ini lokasi wisata yang dulunya adalah
Terminal Lama Umbulharjo kota Jogja yang terletak di ujung selatan jalan Glagahsari.
XT-SQUARE
berusaha memunculkan WISATA BELANJA, yakni mereka yang berwisata dimudahkan
mendapatkan keperluannya untuk wisata atau travelingnya. Di XT-SQUARE ada
MATAHARI Dept. STORE, selain itu wisata andalan XT-SQUARE yakni de
arca & de mata.
De
Arca berisi bermacam patung yang menggambarkan perjalanan sejarah
kerajaan-kerajaan di Nusantara. Sedangkan De Mata adalah suatu tata ruang 3
dimensi yang diatur sedemikian rupa nan indah untuk memanjakan pengunjung buat berfoto
ria atau berselfie ria.
Dan
manakala pengunjung lapar, maka ada kuliner khas XT-SQUARE; yakni kupat tahu, takoyaki, nasi rames, mie ayam,
nasi goreng, dll. Dan di kuliner kupat tahu itulah maz Blangkon & Kampret
duduk bersama, sambil ditemani jus buah sebagai penyegar hari siang.
Kampret : “Maz
Blangkon, waktu saya pulang ke kota kelahiran kita, saya sempat kembali bertemu dengan Pak Ahmad Subarkah. Dan entah
mengapa maz, tiap saya bertemu dengan beliau, selalu saya merasa nyaman &
merasa mendapatkan manfaat ataupun ilmu. Beliau senantiasa nampak tenang,
kalimatnya tidak pernah muluk-muluk, tapi selalu mengalir memberikan manfaat.
Jika ada orang berbicara, meskipun itu anak muda atau remaja sekalipun, maka
beliau selalu dengarkan dengan baik, baru setelah itu beliau akan berkata-kata
merespon secara secukupnya.”
Maz Blangkon : “Ya Pret, saya
faham itu. Insya Allah beliau termasuk kasepuhan terbaik di kota kita. Saya
cukup faham Pak Ahmad Subarkah, karena beliau adalah salah satu teman karib
ayah saya almarhum. Beliau dulu cukup sering bertandang ke rumah.”
Kampret : “Kalo
begitu, bagaimana gambaran Maz Blangkon tentang Pak Ahmad Subarkah ini?”
Maz Blangkon : “Yah, saya
hanya melengkapi saja apa yang telah kamu gambarkan, wahai Mister Kampret yang
makin tambah bijaksini nan bijaksana!
Tentang sosok pak Ahmad Subarkah ini, sudah barang tentu Allah yang Maha Tahu
kualitas sejati beliau. Tapi dari kehidupan beliau yang selama ini kita kenal,
bisa dikatakan Insya Allah beliau telah memiliki keseimbangan IMAN, ILMU &
AMAL.”
Kampret : “Maksudnya
keseimbangan yang bagaimana maz?”
Maz Blangkon : “Maksudnya,
bahwa keseimbangan IMAN, ILMU & AMAL itu adalah merupakan gambaran
keindahan & kekuatan lahir batin seorang hamba, Pret! Dan ketiganya itu
memang merupakan keterpaduan yang tak bisa dipisah/dipecah, Pret.
Ada IMAN, ada ILMU, tanpa AMAL
Itu namanya Iman-Ilmu bohong-bohongan!
Ada Iman, Ada Amal, tanpa Ilmu,
Itu
akan mudah tersesat!
Ada Ilmu, ada Amal, tanpa Iman,
Itu TERTOLAK!
Demikian maz Kampret,
sudah cukup jelas ya?”
Kampret : “Suampun maz! Jelas tegas terang trawoco! Kamsiaa...
eh matur nuwun maz. Terima kasih! Tapi kalo saya sendiri itu punyanya 3P, maz!”
Maz Blangkon : “Apa
itu, Pret?”
Kampret :
“3P-ku itu anu maz.... pingin nikah, pingin rabi, pingin kawin...... He...
He...!”
Maz Blangkon :
“Healah.... Preet... Preet! Jaan tenan kowe iki!”