Sepulang dari Jember (JATIM) Kampret nampak leih banyak diam, dan
rona wajahnya menunjukkan kesedihan. Maz Blangkon berusaha ingin menghapus
kesedihannya, lalu diam-diam habis isya beli bajigur dan martabak,
dua menu kesukaan Kampret. Di beranda rumah Kampret diajak omong-omong. Kampret
langsung melahap martabak, dan menyeruput pelan-pelan bajigur hangat, kadang
juga dengan sendok untuk angkat isi bajigurnya.
Maz Blangkon : “Sepulang dari jenguk Pakdemu di Jember,
kenapa kamu sedih Pret ?”
Kampret : “Betul Maz, Pakdeku
kena jantung koroner, juga bengkak jantungnya. Seringkali beliau menahan rasa
nyeri di dada, kepala terasa berputar dan gemetar. Sudah tak terhitung keluar
masuk rumah sakit. Hartanya makin habis untuk tangani penyakitnya. Padahal
beliau sudah makin sepuh dan tak punya putra. Hanya bude yang
merawatnya. Dan saya dulu dengan adikku pernah 6 tahun diasuh pakde/bude,
selama bapak/ibu tugas di luar Jawa dan sering pindah-pindah. Dan satu hal lagi
Maz, nampaknya ada sesuatu yang menurun dari sakit jantungnya pakde ini.
Dulu kakek meninggal kabarnya juga karena sakit jantung. Dan 7 bersaudara, 4
diantaranya kena jantung semua. Alhamdulilah ayah termasuk 3 bersaudara yang
tidak kena jantung”.
Maz Blangkon : “Kamu betul Pret, salah satu faktor
penyebab penyakit jantung adalah faktor keturunan, khususnya kwalitas jantung
sehingga seseorang lebih mudah terkena penyakit jantung. Tapi faktor lain
penyebab penyakit jantung ya cukup banyak Pret, misal : diabetes, kolesterol
tinggi, hipertensi, rokok, alcohol, kurang olah raga, kontrasepsi, sering
stress, dll. Pakdemu itu koroner dan bengkak jantungnya, berarti telah terjadi
penyebab ganda, yakni sumbatan pada kapiler jantung, sekaligus hipertensi akut
yang mengakibatkan jantung bengkak”.
Kampret : “Waduh, banyak jalan
menuju sakit jantung ya ?!”.
Maz Blangkon : “Iya Pret, makanya kita harus hati-hati”.
Kampret : “Terus, untuk bantu penyembuhan pakde dan
paman saya yang lain, yang tersebar di beberapa kota, yang kira-kira efektif,
apa Maz Blangkon ada info ?”
Maz Blangkon : “Insya Allah ada, Pret ! Ini teknik penanganan
penyakit jantung yang disebut “Teknik PBB”, yakni Teknik PANDUAN BIOSYAFA
BEKAM. Biosyafa adalah suplemen probiotik yang dikenal luas bayak membantu
masyarakat mengatasi berbagai macam penyakit, dari yang ringan sampai dengan
berat/terminal. Dan ini data “Ahli Terapi Jantung PBB” di beberapa kota :
Banyuwangi à Bpk. Nurhakim (0812-4967-2255)
Surabaya/Sidoarjo
à Bpk Fajar (0813-3074-7086)
Pati
(Jateng) à Bpk Sudiyo (0852-3204-7008)
Kudus à
Bpk Sumadi (0812-2846-212)
Jakarta/Tangerang
à Bpk Ricko Abdullah
(0812-8612-1689)
Bogor
(Utara) à Bpk M.Hasan (0877-7080-2550)
Bekasi à
Bpk Cipto Heri (0812-9411-0071)
Bogor
(Gunung Putri) à Bpk Yusuf (0821-2361-6651)
Tangerang
(Panongan) à Bpk Agus Sahal (0896-6832-3123)
Bogor
(Cileungsi) à Ibu Ummi Rohima (0813-1570-8654)
Nah,
silahkan pakde dan paman-paman mu cari yang terdekat. Teknik PBB ini Insya
Allah relative cepat, alami, dan murah. Butuh Bekam sekitar 4-5 kali dan
probiotik Biosyafa 5-6 botol, kurang dari 2 juta, dengan waktu antara 3-4
bulan, Insya Allah sembuh. Demikian Pret, data yang ada”.
Kampret : “Wah, saya bersyukur
sekali Maz. Segera pakde dan paman-paman saya beritahu. Semoga semuanya segera
sembuh. Mereka sudah bertahun-tahun menderita dan habis dana dari puluhan
sampai dengan ratusan juta”.
Maz Blangkon : “Ok Pret ! Semoga beliau-beliaunya
segera sembuh dan menikmati hidup secara lebih baik. Amin”.
Ft : Bajigur = minuman khas Jogja
Sepuh (jawa) = usia tua
Pakde (jawa) = kakak (laki-laki) dari ayah/ibu
Bude (jawa) = kakak (perempuan) dari ayah/ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar