Sabtu, 01 Februari 2014

REHAT 0021 PAKDEKKU JANTUNG KORONER


Sepulang dari Jember (JATIM) Kampret nampak leih banyak diam, dan rona wajahnya menunjukkan kesedihan. Maz Blangkon berusaha ingin menghapus kesedihannya, lalu diam-diam habis isya beli bajigur dan martabak, dua menu kesukaan Kampret. Di beranda rumah Kampret diajak omong-omong. Kampret langsung melahap martabak, dan menyeruput pelan-pelan bajigur hangat, kadang juga dengan sendok untuk angkat isi bajigurnya.

Maz Blangkon        : “Sepulang dari jenguk Pakdemu di Jember, kenapa kamu sedih  Pret  ?”
Kampret            : “Betul Maz, Pakdeku kena jantung koroner, juga bengkak jantungnya. Seringkali beliau menahan rasa nyeri di dada, kepala terasa berputar dan gemetar. Sudah tak terhitung keluar masuk rumah sakit. Hartanya makin habis untuk tangani penyakitnya. Padahal beliau sudah makin sepuh dan tak punya putra. Hanya bude yang merawatnya. Dan saya dulu dengan adikku pernah 6 tahun diasuh pakde/bude, selama bapak/ibu tugas di luar Jawa dan sering pindah-pindah. Dan satu hal lagi Maz, nampaknya ada sesuatu yang menurun dari sakit jantungnya pakde ini. Dulu kakek meninggal kabarnya juga karena sakit jantung. Dan 7 bersaudara, 4 diantaranya kena jantung semua. Alhamdulilah ayah termasuk 3 bersaudara yang tidak kena jantung”.
Maz Blangkon     : “Kamu betul Pret, salah satu faktor penyebab penyakit jantung adalah faktor keturunan, khususnya kwalitas jantung sehingga seseorang lebih mudah terkena penyakit jantung. Tapi faktor lain penyebab penyakit jantung ya cukup banyak Pret, misal : diabetes, kolesterol tinggi, hipertensi, rokok, alcohol, kurang olah raga, kontrasepsi, sering stress, dll. Pakdemu itu koroner dan bengkak jantungnya, berarti telah terjadi penyebab ganda, yakni sumbatan pada kapiler jantung, sekaligus hipertensi akut yang mengakibatkan jantung bengkak”.
Kampret                  : “Waduh, banyak jalan menuju sakit jantung ya ?!”.
Maz Blangkon        : “Iya Pret, makanya kita harus hati-hati”.
Kampret                : “Terus, untuk bantu penyembuhan pakde dan paman saya yang lain, yang tersebar di beberapa kota, yang kira-kira efektif, apa Maz Blangkon ada info ?”
Maz Blangkon     : “Insya Allah ada, Pret ! Ini teknik penanganan penyakit jantung yang disebut “Teknik PBB”, yakni Teknik PANDUAN BIOSYAFA BEKAM. Biosyafa adalah suplemen probiotik yang dikenal luas bayak membantu masyarakat mengatasi berbagai macam penyakit, dari yang ringan sampai dengan berat/terminal. Dan ini data “Ahli Terapi Jantung PBB” di beberapa kota :
                                    Banyuwangi à Bpk. Nurhakim (0812-4967-2255)
                                    Surabaya/Sidoarjo à Bpk Fajar (0813-3074-7086)
                                    Pati (Jateng) à Bpk Sudiyo (0852-3204-7008)
                                    Kudus à Bpk Sumadi (0812-2846-212)
                                    Jakarta/Tangerang à Bpk Ricko Abdullah (0812-8612-1689)
                                    Bogor (Utara) à Bpk M.Hasan (0877-7080-2550)
                                    Bekasi à Bpk Cipto Heri (0812-9411-0071)
                                    Bogor (Gunung Putri) à Bpk Yusuf (0821-2361-6651)
                                    Tangerang (Panongan) à Bpk Agus Sahal (0896-6832-3123)
                                    Bogor (Cileungsi) à Ibu Ummi Rohima (0813-1570-8654)
                                    Nah, silahkan pakde dan paman-paman mu cari yang terdekat. Teknik PBB ini Insya Allah relative cepat, alami, dan murah. Butuh Bekam sekitar 4-5 kali dan probiotik Biosyafa 5-6 botol, kurang dari 2 juta, dengan waktu antara 3-4 bulan, Insya Allah sembuh. Demikian Pret, data yang ada”.
Kampret                : “Wah, saya bersyukur sekali Maz. Segera pakde dan paman-paman saya beritahu. Semoga semuanya segera sembuh. Mereka sudah bertahun-tahun menderita dan habis dana dari puluhan sampai dengan ratusan juta”.
Maz Blangkon       : “Ok Pret ! Semoga beliau-beliaunya segera sembuh dan menikmati hidup secara lebih baik. Amin”.

Ft    :          Bajigur = minuman khas Jogja
                   Sepuh (jawa) = usia tua
                   Pakde (jawa) = kakak (laki-laki) dari ayah/ibu
                   Bude (jawa) = kakak (perempuan) dari ayah/ibu

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar