Minggu, 02 Maret 2014

REHAT 0031 CINTA DAN KESETIAAN 1


Maz Blangkon nampak matanya berkaca-kaca setelah membaca surat dari teman karibnya di Jakarta. Pasti ada sesuatu yang mendalam, pikir Kampret, yang kemudian tergerak untuk ingin tahu. Tapi Kampret berusaha masuk dapur dulu. Dan keluar lagi sudah bawa 2 cangkir teh nasgitêl.
Kampret                 : “Ayo maz, Ayo maz, nyruput teh nasgitêlnya dulu !"
Maz Blangkon       : “Wahh, Kamsia Pret ! Pinter tenan kowe !”
Kampret                 : “Ya, ini tombo untuk mata yang berkaca-kaca. Ada apa to maz?”
Maz Blangkon     : “Ini lho Pret, teman karib saya yang di Jakarta. Dulu suami istri dari Jogja sini. Sang suami, teman karib saya, berasal dari keluarga sangat pas-pasan. Sedang istrinya, seorang gadis cantik, putri seorang pengusaha di Jogja sini. Sang gadis memilih sang suami, semata-mata karena agama dan akhlaknya yang bagus.
Kampret                : “Lha, yang membuat maz Blangkon sampai berkaca-kaca matanya?”
Maz Blangkon     : “Ini Pret, cinta dan kesetiaan istrinya. Dalam kondisi ekonomi keluarga belum bangkit, tiga anak telah lahir, maka dengan tulus istrinya terus ikut berjuang bantu suaminya dengan jualan jajanan anak-anak, juga kemudian jualan bakso, dll. Istrinya tak pernah cerita macam-macam pada orang tuanya yang pengusaha. Selalu yang ditunjukkan adalah keluarga sederhana yang bahagia. Istrinya dengan kesetiaan dan cintanya, terus selalu mendorong dan memberi semangat pada suaminya. Dan Alhamdulillah, kini suaminya telah mendapat posisi yang makin bagus. Saya trenyuh dan ikut bahagia atas hasil perjuangan hidup teman karib ini, yang dikawal selalu oleh rasa cinta dan kesetiaan istrinya. Kadang jika suaminya merasa mulai stres dengan kompetisi dan lingkungan kerja di Jakarta, tapi cinta dan kesetiaan istri yang kembalikan dia jadi kokoh percaya diri. Kadang dia mulai merasa lelah dan bosan, tapi cinta dan kesetiaan istri yang kembalikan dia jadi semangat !”
Kampret                 : “Wah, indah sekali ya maz sentuhan-sentuhan cinta dan kesetiaan ? !”
Maz Blangkon       : “Ya, Indah sekali Pret ! Cinta dan kesetiaan adalah keindahan, kekuatan, dan ketulusan. Hanya cinta yang murni Pret, yang bisa melakukannya !”
Kampret                 : “Berbahagialah teman karibmu itu, ya maz !”

 
Ft :

  • Teh nasgitêl = teh panas, legi (manis), kênthêl (kental). 
  • Kamsia (china) = terima kasih. 
  • Pinter tenan kowe (jawa) = pandai betul kamu (pengertian). 
  • Tombo (jawa) = obat. 
  • Trenyuh (jawa) = sangat menyentuh hati. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar