Waktu Pak Mahfud MD sudah menyelesaikan tugasnya sebagai ketua MK
(Mahkamah Konstitusi) dan kembali ke Jogja mengajar di UII (Universitas
Islam Indonesia), sempat ditanya oleh teman-teman sejawat dan para mahasiswa,
tentang adakah sesuatu hal sangat penting yang dikerjakannya, sehingga Pak
Mahfud nampak begitu luar biasa. Maka dengan santai Pak Mahfud menjawab : “Sebetulnya
yang saya kerjakan itu biasa saja, yakni bekerja sebaik mungkin
menurut koridor yang sudah ditentukan. Hanya mungkin karena saya
berada di tengah-tengah kondisi yang sudah banyak salah urus dan banyak masalah,
maka seakan-akan saya jadi luar biasa !”
Maz Blangkon : “Nah, itu Pret, pengalaman tugas Pak Mahfud MD
sebagai ketua MK, dan sekaligus
salah satu fenomena tentang suatu nilai luar biasa !”
Kampret : “Lha apa ada fenomena lain maz tentang nilai
LUAR BIASA !”
Kampret : “Insya
Allah ada, Pret. Camkan baik-baik ya, jangan lupa. Kalo lupa, tak sunat
ulang kowe… He he he !
Kampret : “Wah, mbok jangan main sunat-sunatan, maz. Wedi
aku !
Maz Blangkon : “Ya sudah, ora
usah wedi, Pret ! Nah, ingat Pret, bahwa fenomena luar biasa
juga bisa dibangun dari sisi-sisi lain :
Sesungguhnya hal luar biasa,
Adalah
hal biasa, tapi dikerjakan secara luar biasa !
Sesungguhnya hal luar biasa,
Adalah
hal biasa, tapi dikerjakan dengan fokus !
Sesungguhnya hal luar biasa,
Adalah
hal biasa, tapi dikerjakan dengan sepenuh hati !
Nah untuk sementara cukup ya Pret,
Zuayyang!!!”
Ft :
- Tak sunat ulang, kowe (jawa) = saya khitan ulang, kamu.
- Wedi aku (jawa) = takut aku.
- Ora usah wedi, Pret (jawa) = tak usah takut, Pret.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar