Senin, 03 Maret 2014

REHAT 0033 MISKIN NEGARAWAN


Maz Blangkon bertemu dengan 3 teman lamanya semasa SMA dulu di sebuah Warung Kuliner Utara UGM. Tiga teman maz Blangkon, yang pertama adalah seorang pengacara, seorang lagi pebisnis. Dan satunya lagi seorang auditor instansi pemerintah.
Sambil betul-betul manikmati salah satu kuliner favoritnya, yakni bajigur dan gudeg pedas, Kampret juga betul-betul memperhatikan pembicaraan maz Blangkon dengan teman-temannya, sambil sekali waktu ikut nimbrung omong-omong juga.
Karena sudah merasa cukup melepas kangen, waktu juga sudah menunjukkan Pkl. 22.00, merekapun berpisah. Maz Blangkon bersama Kampret pulang dengan mobil kodok kesayangannya.
Kampret           : “Sênêng ya maz punya teman banyak. Bisa kumpul-kumpul, makan bersama, bertukar pikiran, cerita-cerita, dan tanpa sadar banyak info dan ilmu masuk!”
Maz Blangkon   : “Itulah diantaranya manfaat silaturahmi, Pret. Kita jadi punya banyak saudara dan tambah ilmu “.
Kampret         : “Pembicaraan maz Blangkon dan teman-teman itu, saya setuju sekali, maz. Memang kalo dicermati betul, maka betul-betul terlihat begitu banyak masalah di negeri ini, ya maz. Bencana yang susul-menyusul tanpa henti, korupsi yang luar biasa banyaknya, pembunuhan dan mutilasi sering terjadi, miras mudah didapat dimana-mana, TKW banyak alami penyiksaan di luar negeri, perdagangan manusia (human trafficking) kita masuk 5 besar dunia, belum lagi narkotika, hutan gundul, penipuan-penipuan banyak terjadi di segala urusan, dll.
Maz Blangkon    : “Wah, hebat Pret ! lancar dan tuntas penjelasanmu !”
Kampret             :  “He he he, tadi kan kumpul sama orang-orang pinter maz, maka saya ikut jadi orang pinter juga lah… he he ! Terus kesimpulan dari gambaran pembicaraan maz Blangkon dengan teman-teman itu bagaimana maz?”
Maz Blangkon : “Betul Pret, Negara kita memang banyak masalah. Luar biasa banyak masalahnya ! ini terjadi karena terlalu banyak salah urus di negeri ini, Pret ! Dan ini karena kita terlalu banyak politisi, tapi miskin negarawan !”
Kampret              :  “Ya ya ya, maz ! Faham saya. Terlalu banyak politisi, miskin negarawan !”

Ft :
Kangen (jawa) = rindu.
Sênêng (jawa) = senang.
Nimbrung (jawa) = ikut / bergabung kumpul-kumpul.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar