Senin, 03 Maret 2014

REHAT 0034 OH, MIRAS !


  Kampret tercenung membaca berita koran tentang korban-korban miras yang berjatuhan meregang nyawa di mana-mana; dari korban bersamaan mati di bawah 10 orang, maupun yang belasan orang. Berita nampak begitu lebih nyata lagi di siaran berita TV.
Kampret             : “Ngeri maz ya, tapi lucunya kejadian seperti ini kok terus terulang ya ? !”
Maz Blangkon   : “Sebetulnya masalah miras bukan hanya korban-korban yang terjadi dari para peminumnya itu saja, Pret. Tapi lebih banyak lagi adalah korban akibat ulah orang-orang yang mabuk akibat miras. Mereka yang luka atau mati akibat ulah pemabuk di jalan raya. Mereka yang luka atau mati akibat ulah pemabuk di acara-acara hiburan atau di kafe-kafe. Mereka yang luka atau mati dari keluarga dekat sang pemabok sendiri. Masyarakat yang terganggu akibat ulah pemabok yang teriak-teriak gaduh di malam hari, atau berlagak cowboy di jalan raya, dll.
Kampret         : “Dampaknya begitu luas ya, maz. Tapi kenapa nampaknya Pemerintah tidak bertindak tegas dengan aturan-aturan yang melindungi warga rakyatnya ya, maz ?”
Maz Blangkon  : “Sebagaimana pesan Rasulullah SAW., minuman keras itu adalah ibu dari kejahatan-kejahatan, Pret. Itu karena orang yang mabuk jadi lupa diri. Dan saat orang lupa diri, maka banyak kemungkinan bisa terjadi, Pret. Jadi miras ini sebetulnya sumber penyakit masyarakat ! Hanya sayangnya Pemerintah pusat dan sebagian besar pemerintah daerah ini lebih tergiur dengan pajak-pajak produksi dan pemasaran miras, daripada menyelamatkan masyarakat terhadap semua dampak-dampak negatifnya. Bahkan lebih tragis lagi, sekarang ini miras ini begitu mudah di dapat di mini market-mini market maupun di toko-toko moderen. Bisa dikatakan relatif di jual bebas !”
Kampret              : “Wahh, kalo sudah begini, terus bagaimana kita, maz ?”
Maz Blangkon  : “Kita rakyat kecil, Pret. Pemegang regulasi adalah Pemerintah dan DPR/DPRD. Kita ingatkan terus saja mereka, lewat berbagai cara dan sarana. Dan patut kita pertanyakan terus pada mereka : MAU DIBAWA KE MANA, BANGSA DAN NEGARA ini !”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar