Selasa, 25 Maret 2014

REHAT 0041 ES DAWET KOTAGEDE

 Setelah berputar-putar di seantereo kota Jogja untuk banyak urusan dari pagi sampai siang, maz Blangkon dan Kampret merasa letih, kêplêh, ngelih, ngelak. Kebetulan di siang itu mereka telah berada di depan Pasar Kotagede. Maz Blangkon menghentikan kendaraannya. Mereka berdua lalu menatap beberapa orang yang duduk di kursi panjang, di bawah keteduhan pohon beringin, nampak mereka begitu nikmat pelan-pelan meneguk ES DAWET KOTAGEDE.
 Mereka berdua tak kuasa kalo hanya melihat saja. Jakunnya sudah naik turun. Air liur Kampret juga sudah ingin menetes. Mereka pun segera bergabung dengan para pembeli lainnya.
  Maz Blangkon dan Kampret mat-matan menikmati Es Dawet Kotagede. Pelan-pelan diminum, di sruput, dinikmati betul sensasi kenikmatan dan kesegarannya, seakan telah jadi tombo ati, tombo ngelak, tombo ngelih ! Mereka berdua glêgêkken… antop… susul-menyusul !
Maz Blangkon  : “Bagaimana Pret, es dawete ?”
Kampret            : “Alhamdulillah maz, suuegerr…, uuuenak… top markotop !”
Maz Blangkon : “Betul Pret, nikmat sekali. Santannya cukup kental, gulanya asli gula jawa, camcao dan dawetnya kenyil-kenyil, tape ketannya manis legit. Tul betul menggoda lidah kita ya, Pret ? ! Lelah kita rasanya hilang, ngelih-ngelak kita juga sirna”.
Kampret            : “Betttul maz ! Eh Maz,… boleh tambah lagi… he he he ? !”
Maz Blangkon : “Boleh… boleh… boleh, Pret. Boleh tambah 2 atau 3 gelas ! Tapi tambahane mbayar dewe, ya”.
Kampret     : “Waduh, jangan gitu maz ! Lain waktu tidak saya traktir Bakso “GONCANG LIDAH” pentholane okeh lho !”
Maz Blangkon : “Oke Oke, dên Kampret. Ya sudah, kabeh tak bayari ! Eh Pret, kita bersyukur lho, sebetulnya kita sekarang ini juga berada di Pasar tertua di wilayah Yogyakarta ini lho !”
Kampret            : “Iya to, maz ?”
Maz Blangkon : “Ya Pret, Pasar ini sudah ada sekitar 500 tahun yang lalu, waktu Mataram Islam Pertama dibangun oleh pendirinya, Yakni Danang Sutowijoyo, yang bergelar Panembahan Senopati. Beliau adalah Raja Pertama Mataram Islam. Hampir berbarengan dengan Pasar kotagede ini, dibangun dulu Masjid Agung Mataram Islam yang terletak di arah barat daya Pasar Kotagede ini, sekitar 100 m dari sini. Ya sudah, ceritanya panjang Pret, disambung di waktu lain ya. Sekarang kita siap-siap pulang”.
Kampret            : “Ok, bos ! wis entuk suueger, sehat. Sak iki bali !”

Ft :
  • Kêplêh (jawa) = amat lelah.
  • Ngelih-ngelak (jawa) = lapar dan haus.
  • Mat-matan (jawa) = menikmati sesuatu dengan penuh perasaan.
  • Tombo ati (jawa) = obat hati.
  • Tombo ngelak, tombo ngelih (jawa) = obat haus, obat lapar.
  • Kenyil-kenyil (jawa) = makanan yang nyendal jika dimakan.
  • Kabeh tak bayari (jawa) = semua saya bayar.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar