Minggu, 02 Maret 2014

REHAT 0032 CINTA DAN KESETIAAN 2

      Habis isya’, maz Blangkon dan Kampret duduk-duduk di beranda rumah Cangkriman. Di depannya tersedia camilan lemper, bakpia dan teh nasgitel.
Kampret                : “Maz, saya yang sampai sekarang belum mbojo ini, kok masih teringat terus dan terinspirasi kisah teman karib maz yang di Jakarta itu…, tentang cinta dan kesetiaan istrinya. Apa ada kisah lain maz, yang kira-kira hampir seperti itu ?”.
Maz Blangkon      : “Hemmh…, apa ya Pret. Oh ya, Insya Allah ada Pret. Kisah yang pernah saya baca tentang sebuah keluarga kecil sederhana di Amerika Serikat”.
Kampret                 : “Oce… Oce…, bagaimana itu maz ? !”
Maz Blangkon     : “Ini tentang keluarga Pak Stephen King, sang Raja Cerita Horor Dunia !” Pak Stephen lahir di Maine USA di tahun 1947. Tapi baru usia 3 tahun, dia sudah yatim. Ibunya berusaha menghidupi Stephen dan kakaknya dengan bekerja di restoran. Stephen tumbuh dari TK, SD sampai sekolah lanjutan secara biasa-biasa saja. Tapi satu cirinya, bahwa Stephen suka menulis.
Kampret                 : “Terus bagaimana dengan kisah keluarganya, maz?”
Maz Blangkon  : “Stephen muda menikah pada tahun 1971. Stephen berusaha hidupi keluarganya dengan bermacam-macam pekerjaan yang dilakoninya; pernah sebagai guru, buruh garmen, penjaga POM Bensin, dll. Kegiatan menulis tetap dikerjakan, tapi tulisannya lebih sering ditolak. Di sinilah Pret, sang istri dengan cinta dan kesetiaannya, terus menerima berapapun penghasilan sang suami. Dengan cinta dan kesetiaannya, terus mengepakkan sayap-sayap semangat suaminya untuk terus menulis. Dengan cinta dan kesetiaannya, terus mengawal rasa pesimis suami karena tulisan-tulisan amat sering tertolak, untuk diolah diubah menjadi optimis !”
Kampret               : “Trus…trus, bagaimana maz?”
Maz Blangkon     : “Ya, dengan cinta dan kesetiaannya, sang istri buatkan minuman panas jika malam terasa dingin. Sang istri memijat-mijat sang suami, jika Pak Stephen mulai nampak lelah. Sampai suatu saat, berlembar-lembar hasil ketikan Pak Stephen Nampak di remas-remas lalu dibuang di kotak sampah, karena Pak Stephen merasa cerita fiksinya kurang bagus, dan paling-paling nanti juga ditolak. Tulisan yang dibuang itu adalah kisah tentang gadis remaja yang bernama Carrietta White. Untunglah kemudian sang istri tahu. Lalu dengan cinta dan kesetiaannya, diambilnya kembali halaman-halaman kertas yang sudah di remas-remas dibuang itu. Sang istri kaget, ini tulisan sebetulnya bagus, maka kemudian sang istri terus meminta dan mendorong Pak Stephen agar menyelesaikan tulisannya. Dan tahukah kamu Pret, apa yang terjadi dengan tulisan fiksi “Carrietta White” itu yang pada akhirnya jadi buku novel dengan judul Carrie ?”
Kampret                 : “Lha, bagaimana mas?”
Maz Blangkon   : “Novel Carrie itu ternyata sangat diminati para penerbit. Oleh Penerbit terkenal Amerika NEW AMERICAN LIBRARY, novel Carrie itu dibeli dengan harga US $ 400.000,00 ! Karena cinta dan kesetiaan lah yang selamatkan tulisan novel itu dari bak sampah, dan ternyata… bernilai sekitar 5 milyar rupiah !
Kampret           : “Cinta dan kesetiaan pada waktunya selalu menampilkan kedahsyatannya sendiri, ya maz !”
Maz Blangkon    : “Begitulah Pret, akhirnya dengan terus dikawal cinta dan kasih sang istri, Stephen King jadi makin bergelora ! Sekarang Stephen King adalah pengarang dunia paling sukses. Karya-karyanya telah diterjemahkan dalam 33 bahasa, dan diterbitkan di 35 negara. Menurut majalah Forbes, Stephen King adalah pengarang terkaya dunia. Pada tahun 1996 pendapatannya adalah sekitar US $ 84 juta !
Kampret                 : “Artinya itu juga buah kesabaran ya maz?”
Maz Blangkon     : “Betul Pret ! Dalam cinta dan kesetiaan selalu ada ketelatenan dan kesabaran. Dan dalam kesabaran ada kesuburan serta barokah ! Karya-karya Stephen King terus tambah, banyak diantaranya telah di filmkan, misal : Carrie, The Shinning, Cujo, The Green mile, dll. Sudah barang tentu karya-karya besar ini kemungkinan tidak akan lahir, andai saja sang istri dengan cinta dan kesetiaannya tidak memunguti gumpalan remasan-remasan kertas novelnya dari bak sampah !”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar