Senin, 14 April 2014

REHAT 0050 BAIK SANGKA, LALAI WASPADA

Seharian Kampret Nampak lebih banyak diam tak bersemangat. Awalnya maz Blangkon sengaja bersikap biasa saja, tidak bertanya tentang kondisi Kampret, dengan maksud agar Kampret terbiasa mengatasi masalah dan perasaannya sendiri. Tapi akhirnya maz Blangkon merasa tidak tega juga, apalagi kemudian Kampret berusaha mengajak ‘sharing’ dengannya.
Kampret             :  “Maaf maz, rasanya saya harus sharing dengan maz Blangkon”.
Maz Blangkon   :  “Silahkan Pret, ada apa ?”
Kampret            : “Begini maz, sesuai saran maz Blangkon, bahwa sesuai sifat dan minat saya, agar saya beralih ke bisnis Konter Pulsa, Hp & Assesorisnya, semuanya berjalan baik-baik saja, sampai kemudian datang teman baru yang bernama Dodo. Dia datang dengan penampilan baik dan menarik, sehingga kami jadi cepat akrab. Bahkan saya juga pernah diajak ke tempat kostnya. Dia kemudian sering datang ke konter saya. Nah, di sini saya melaksanakan satu pesan maz Blangkon, tapi melupakan yang lain”.
Maz Blangkon   : “Pesan yang mana, ya ?”
Kampret      : “Itu, pesan maz, bahwa dalam pergaulan, apalagi pergaulan bisnis, hendaklah selalu berfikir positif dan berprasangka baik, tapi jangan lalai kewaspadaan. Nah, di sini saya lalai kewaspadaan itu, maz !”
Maz Blangkon   : “Terus bagaimana, Pret ?”
Kampret             :  “Ya, begini maz, bahwa satu saat Dodo menawarkan agar saya kulakan Hp dan Assesoris langsung ke Jakarta saja, ada selisih harga yang sangat bagus katanya. Dodo siap sepenuhnya membantu kulakan ke Jakarta. Akhirnya dengan baik sangka, saya serahkan uang Rp 20 juta pada Dodo, maka berangkatlah dia. Dia berjanji, bahwa 3 hari setelah keberangkatannya, dia sudah sampai Jogja. Tapi ternyata dia tidak muncul pada hari yang ditentukan. Kontak-kontak, sms dan telepon gagal semua. Hp nya pasif. Kemudian saya tunggu lagi sampai seminggu, belum datang juga. Maka saya segera bergegas ke tempat kosnya. Masya Allah… ternyata dia sudah pindah, katanya ke Jakarta. Nampaknya semua sudah direncanakan Dodo, maz ! Saya telah berprasangka baik, tapi lalai untuk waspada !”
Maz Blangkon       : “Hemhh ya, saya ikut prihatin Pret, atas apa yang kau alami. Itulah yang namanya MM – UM, Muka Manis – Untuk Menipu. Biasanya jika objek tidak ditipu, maka akan dijadikan kambing hitam. Orang seperti itu adalah syetan dalam wujud manusia, Pret. Sudah berapa lama kamu kenal dan bergaul dengan Dodo ?”
Kampret                  :  “Sekitar 5 sampai dengan 6 bulan, maz”.
Maz Blangkon       : “Itu waktu yang sebetulnya memang belum cukup untuk mengenal secara lebih dalam seseorang. Tapi ya sudah Pret, apa yang sudah terjadi janganlah jadi beban langkahmu ke depan. Jadikan itu sebagai pembelajaran hidup untuk menuju sukses ke depan. Sekarang dengan apa yang ada, bangkitlah ! Aku menemanimu selalu. Insya Allah”.
Kampret                   :  “Terima kasih maz, sekarang saya mulai lega !”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar