Kampret nampak cengar cengir sendiri membuka halaman demi
halaman sebuah tabloid wanita. “Weleh, weleh, weleh …, wong semene
akehe kok ayu kabeh !” gumam Kampret.
Maz Blangkon yang sempat memperhatikan, jadi bertanya-tanya, apa
yang sedang dipikirkan Kampret.
Maz Blangkon
|
:
|
“Ada apa to Pret, kok sejak tadi ketawa-ketiwi sendiri. Aku jadi
kuatir, Pret !”
|
Kampret
|
:
|
“Ini lho maz, wong kok ayu kabeh. Saya jadi terkiwir-kiwir
! Eh maz, jika misal saya nanti mampu, bisa tidak saya punya 3 istri ? He …
he he … !”
|
Maz Blangkon
|
:
|
“Waduhh, ampuh betul Pret ! satu saja belum dapat, kok mau tiga?”
|
Kampret
|
:
|
“He… he…, sekali waktu ingin TOP kan tak apa, maz ?” lagi pula
data statistis sebutkan, bahwa wanita usia subur di Indonesia kan lebih
sekian juta orang di banding pria. Lha kalo nanti semua satu-satu, bagaimana
nasib mereka, maz ?”
|
Maz Blangkon
|
:
|
“Ampuh… ampuh, ternyata jero juga pertimbangan Rencana
Hebatmu ya, Pret !
|
Kampret
|
:
|
“Nah, piye maz agar punya istri 3 tapi rukun-rukun semua… he
he!?”
|
Maz Blangkon
|
:
|
“Wah… wah, dalam hal ini saya bukan pakarnya, lho Pret. Juga
bukan pelaku… eh, belum pelakunya … he he ! jadi relatif saya hanya urun-urun
pemikiran saja. Yang jelas dan pasti, jika punya istri lebih dari satu, kamu
harus adil, Pret. Jika kira-kira tak mampu, ya cukup satu saja. Di
luar itu, ada syarat kondisional, saya istilahkan 3 – IL, Pret !”
|
Kampret
|
:
|
“Apa… apa… apa itu 3-IL, maz ?”
|
Maz Bangkon
|
:
|
“Itu Syarat Kondisional, syarat tambahan saja Pret.
|
Pertama, jika satu
saja nafkah belanjanya sudah hoyak-hoyik, apalagi lebih Pret. Untuk
itu hendaknya kamu kuat secara materiil!
Kedua, orang nikah
lebih dari satu biasanya banyak memperoleh suara sumbang, ledekan dan
sindiran. Untuk itu kamu harus kuat Pret secara moriil !
Ketiga, jika istri
satu saja kamu sudah suka loyo, lemes ; lha bagaimana jika lebih dari satu.
Kasihan istri-istri mu, Pret. Untuk itu kamu juga harus kuat secara Onderdiiil
!
|
||
Kampret
|
:
|
“Onderdil… apa, maz ?”
|
Maz Blangkon
|
:
|
“Ya onderdil… anumu itu cah bagus !”
|
Kampret
|
:
|
“He he… 3-IL, apik tenann… wal sip !” Kamsia maz,
kamsia…! Nuhun…! Matur nuwun… !”
|
Kembali
Kampret mulai tersenyum lagi, sambil jalan-jalan kesana kemari !
Ft :
-
Wong
kok ayu kabeh (jawa) = orang (sekian banyak) kok ayu semuanya.
-
Terkiwir-kiwir
= istilah pada sebagian masyarakat Jawa yang menggambarkan perasaan yang sangat
sangat menyukai.
-
Hoyak-hayik
(jawa) = goyang-goyang (kondisi tidak stabil).
-
‘cah
bagus (jawa) = anak tampan.
- Apik tenann…wal sip = bagus sekali … dan Oke (memuaskan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar