Kamis, 23 Januari 2014

REHAT 0005 ELING IBU !


Maz Blangkon lagi duduk-duduk di pojok alun-alun. Tiba-tiba melintas ibu paruh baya gandeng anaknya usia 4 tahunan. Tapi sekonyong-konyong si kecil jatuh terantuk batu, dan lututnya luka kecil berdarah. Segera sang ibu ambil air kemasan, cuci lutut itu, di lap dengan kain bersih, lalu dijilati dengan air liurnya, sambil si kecil di dekap dan di belai-belai rambutnya. Kemudian ibu & si kecil pun kembali berjalan. Si kecil kembali ceria & tertawa bersama ibunya.
Maz Blangkon tiba-tiba meneteskan air mata, karena seperti itulah yang selalu ibunya bertindak kala si Blangkon kecil jatuh. Air liur ibu yang mengandung nitrit oksida akan cepat menetralkan kuman atau bakteri pathogen pada luka.
Tapi yang tetap melekat dalam hati & terbayang di depan matanya, adalah kasih sayang, perlindungan, jilatan & belaian sang ibu yang kini telah tiada, padahal maz Blangkon merasa belum pernah berbuat apa-apa untuk balas budi Sang bunda.
Maz Blangkon menyeka air mata & menghela napas panjangnya, sambil berkata pada Kampret yang duduk di sampingnya : “Berbahagialah Pret, Kau masih punya bapak-ibu. Kau masih punya kesempatan untuk berbakti, balas budi & mulyakan bapak-ibumu! Sementara aku tinggal hanya bisa berdo’a. Bapak ibuku meninggal sejak aku masih SMP”.



Ft : Eling (jawa) : Ingat (terutama pada sesuatu yang sangat berkesan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar