Kampret lagi di teras, duduk-duduk santai, melepas-lepas waktu,
sambil sesekali melempar-lempar kerikil ke sebuah batu, untuk uji ketepatannya.
Tiba-tiba maz Blangkon datang dan duduk di sampingnya. Sebentar
kemudian dikeluarkan sebuah pisau dari dalam tas yang baru dibelinya.
Sontak Kampret mendelik matanya, dan tampak mulai merasa
takut.
Kampret :
“Pisau untuk apa, maz?”
Maz blangkon : “ Ya
untuk potong burungmu ya, sunat ulang He He He…! “maz Blangkon jawab
sekenanya. Tapi tiba-tiba saja
Kampret :
“Whuuaa….lari !!! “Kampret sontak lari keluar menuju alun-alun. Maz Blangkon
merasa ada kesempatan sekali waktu “bermain” oyak-oyakan sama Kampret.
Maz Blangkon : “Hooi….,
jangan takut Pret! Sunat ulang sedikit saja …, model Makuto Dewo… atau
rudal Excocet…! “Maz Blangkon ngoyak terus dibelakang Kampret.
Kampret :
“Kapok maz…, jangan sunat.., jangan sunat lagi…! “Kampret terus lari
terengah-engah”.
Maz Blangkon : “Nggak bisa
Pret…, sunat ulang… ya tetep sunat ulang …!” Goda Maz Blangkon sambil terus
ngoyak Kampret di tanah lapang alun-alun. Sampai kemudian keduanya kelelahan,
merebahkan diri di pojok alun-alun”.
Kampret :
“Sudah maz, jangan ngoyak lagi ya ! jangan sunat ulang ! Nanti tak beliin bakso
dengan penthol bakso sing okeh !”
Maz Blangkon dan Kampret sudah selesaikan makan baksonya. Glegekken
bareng-bareng !! Dan Kampret cerita
kalo dia sering Trauma jika lihat pisau yang mirip-mirip pisau sunat Pak Calak.
Dulu Kampret kecil pingsan waktu di sunat.
Maz Blangkon : “Ya
sudah Pret, saya mau ketemu si Nori dulu di belakang rumah”.
Kampret :
“Jadi… bukan untuk “burungku” to ?”
Maz Blangkon : “Ha ha
ha…, untuk apa burungmu di othak-othik to, den Kampret ! ini pisau untuk
perbaiki sangkar burung klangenanku, si Nori itu !”
Kampret :
“Waduh, wis kadung kelangan bakso semangkok full dengan pentholan
baksonya…!!!”
Maz Blangkon : “He he
he… haaaikk!”
Ft :
Ft :
Mendelik (jawa) = mata melotot karena kaget
Sunat (jawa) = khitan
Oyak-oyakan (jawa/jogja) = kejar-kejaran
Makuto dewo (jawa) = Mahkota Dewa
Penthol bakso sing okeh (jawa) = bulatan-bulatan daging bakso yang
banyak.
Glegekken bareng (jawa) = bersendawa bersama
Klangenan (jawa) = yang disayang, dijaga, dirawat.
Wis kadung kelangan (jawa) = sudah terlanjur kehilangan.
Pak Calak (jawa) = Bapak Petugas / ahli khitan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar