Maz Blangkon duduk di kursi rotan tua, sambil mengelus-elus
janggutnya, kebisaaan khasnya. “Ada apa to mas, kok mikirnya kayak Profesor
aja?” seru Kampret.
Maz Blangkon : “Itu-lho
Pret, berita TV. Penjara makin penuh sesak ditambah dibangun terus, bukan malah
berkurang ! Tawuran dipenjara. Pembakaran penjara oleh penghuninya. Peredaran
narkoba dikendalikan dari penjara, dll”
Kampret :
“Maksudnya ada ketidakberesan di penjara, begitu Maz Blangkon?”
Maz Blangkon : “Bukan
begitu, Pret ! Heboh & hiruk pikuk penjara itu hanya akibat. Punjernya ya
ada pada hukumnya ! “
Kampret :
“maksudnya, maz ?”
Maz Blangkon :
“maksudnya Pret, Hukum Negara kita ini ; pelaku penegak hukunnya, kwalitas
hukumnya, dan masyarakat hukumnya, masih terus berada pada tingkat HUKUM YANG
TIDAK MENYELESAIKAN MASALAH !”
Kampret :
“Tul… betul… betul…betul,” meniru gaya upin-ipin yang sedang berusaha memahami
sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar